Monday, November 9, 2009

HAMAS YANG SERBA SALAH

Mungkin anda juga menyaksikan tayangan acara “Debat” pada hari rabu malam lalu (14/1) di stasiun TV One. Malam itu, tema yang diusung yakni mengenai; “Apakah Obama mampu memberikan pencerahan terhadap nasib Bangsa Palestina ?”. Empat pengamat timur tengah dari dua kubu yang saling berseberangan bertemu. Dua dari yang pro-Palestina sekaligus pesimis dengan harapan bahwa Obama mampu membawa angin segar bagi rakyat Palestina, sedangkan dua lagi merupakan kubu pro-Amerika yang tampak sangat yakin dan optimistis kalau Obama akan bisa mengadakan perubahan besar.

Hal yang menarik ialah pendapat yang diutarakan oleh seorang pengamat dari Moslem Moderat Society pada sesi kedua acara tersebut. Ya, dari nama organisasinya saja kita langsung ngeh kalau si doi pasti seorang fans berat ide-ide apapun yang made in United States. Dengan nada yakin dia mengatakan; “Perang Gaza sekarang ini sebetulnya salah Hamas sendiri yang meluncurkan roket-roket dari wilayah pemukiman, pantas saja kalau Israel kemudian memborbardir pemukiman-pemukiman penduduk, Hamas telah mengorbankan nyawa penduduk Palestina”. Tidak sedetail itu memang, namun kurang lebih bunyi pernyataannya seperti demikian.

Para pendukung dari kubu lawan sontak mencemooh dengan teriakan; “Huuuu…” demi mendengar argumen “aneh bin ajaib” tersebut. Sang lawan debat (Tiar Anwar Bahtiar, penulis buku; Kenapa Hamas Dibenci Amerika), tersenyum lebar sampai terlihat putih dan besar-besar giginya. Sedangkan si pelontar pendapat –yang saya (penulis) lupa namanya– datar nan dingin roman mukanya, menunjukkan keseriusan dengan apa yang baru ia ucapkan.

Mmmm… lagi-lagi Hamas yang dikambinghitamkan. Lalu kapan giliran Yahudi Israel yang disalahkan ? Setiap agresi yang dilancarkan Israel, betapapun kejam dan biadabnya itu, tetap Hamas yang jadi sorotan sebagai biang kerok. Ujung-ujungnya stempel teroris dicapkan pada partai ini, sementara Israel yang benar-benar terbukti telah melakukan kejahatan perang dan pelanggaran HAM bebas-bebas saja dari label “miring” apapun. Pernah anda dengar ada negara yang menyebut Israel sebagai the world’s real terrorist di sidang PBB ? Kalau Hamas sih jangan ditanya, sudah sering partai ini diejek-ejek semacam itu, malahan tidak hanya di sidang PBB.

Yah kasihan Hamas, malang benar nasibnya. Mau bela rakyatnya agar mendapatkan kembali tanah yang direbut si Zionis, eh dibilang biang keladi peperangan. Mau jingkrak-jingkrak di kursi pemerintahan setelah menang pemilu, eh diancam Eropa (dan Amerika tentunya) kalau kucuran bantuan akan dihentikan. Mau balas aksi brutal Israel dengan roketnya yang segede upil, eh langsung dituduh sebagai teroris dan pengancam kedamaian dunia. Mau berunding secara damai, eh malah digiring agar wilayah Palestina terus menyempit sesuai permintaan Israel. Serba salah. Kalau kata peribahasa; bagai makan buah sigamalama eh maksudnya simalakama. Kalau kata Warkop DKI; maju kena, mundur kena.

Padahal, kalau mau lihat secara objektif, tanpa Hamas mungkin Palestina sudah innalillahi sejak lama. Partai Fatah terlalu lembek, terlalu enteng dalam meneken surat perjanjian di setiap perundingan. Walhasil, silakan lihat peta wilayah Palestina sekarang yang kian menciut. Pernah anda dengar Partai Fatah menurunkan pasukannya dalam memerangi Israel ? Kalau Hamas ndak usah ditanya, bersama rakyat dia maju ke medan perang walau di sana terjadi ketakseimbangan yang amat sangat; ketapel lawan tank baja, semplitan lawan F-16, batu lawan rudal balistik, petasan lawan bom dime, Suparmin lawan Superman.

Namun apa daya, Yahudi lewat bonekanya (baca : Amerika) kini berkuasa penuh atas dunia ini. Warga dunia oke-oke saja, mufakat kalau Hamas yang salah, yang jadi pemancing amarah Israel, yang menjadi sabab musabab terjadinya tragedi perang berdarah. Warga dunia ogah kasih bantuan ke Hamas karena nanti takut dituding menopang atau mensokong organisasi teroris. Warga dunia justru mencoba meredam Hamas lewat perundingan-perundingan, bak seorang tua yang menasehati seorang anak kecil yang bandel; “Cup.. cup… cup… anak manis jangan bandel ya, nanti kalo bandel dikemplang ama Om Israel lho ! Udah turutin aja apa maunya Om Israel ya ! Sabar aja ya nak… kan kata bu guru juga kalo orang sabar itu… idungnya lebar….”

Kebenaran selalu muncul dalam berbagai cara, bagaimanapun kebohongan mencoba menutupinya. Kemenangan Hamas dalam pemilu beberapa tahun yang lalu menunjukkan bahwa rakyat Palestina telah menyadari, siapa pahlawan dan yang mana pengecut. Di tengah gencatan senjata semu (karena Israel masih tetap menyerang meski dengan jumlah kecil) sekarang ini, warga Gaza tetap mendukung perlawanan Hamas. Bahkan menurut pemberitaan Al-Jazeera, penduduk Gaza menilai bahwa Hamas ialah pemenang dari perang yang terhenti sejenak ini.

Isu perundingan damai kembali bergulir. Ismael Haneeya, petinggi Hamas, menyatakan bahwa tangan Hamas terbuka lebar bagi perundingan tersebut. Asal saja pihak Israel mau menerima klausul tuntutan Hamas tanpa syarat secara mutlak. Di antara tuntutan-tuntutan itu ialah hengkangnya pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza dan wilayah-wilayah perbatasannya serta memberikan kompensasi yang setimpal bagi korban penduduk Gaza.

Mari kita dukung dan doakan perjuangan Hamas pada perundingan itu nanti. Karena seperti pembukaan UUD 1945 mengatakan; “Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa. Oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.

Merdeka !

No comments:

Post a Comment