Thursday, January 28, 2010

BOLEH SIH BOLEH, ASAL …


"Just try to be more responsible. That's all".


Beberapa waktu ke belakang, kita sempat dihebohkan oleh fatwa haram rokok dari MUI. Dalam fatwa tersebut, rokok diharamkan dalam tiga kondisi; (1) jika merokok di tempat umum, (2) bagi anak-anak di bawah umur, dan (3) bagi wanita hamil. Fatwa ini sebetulnya aneh, sebab di dalam Islam tidak dikenal haram kondisional. Contohnya untuk status haramnya minuman keras. Dengan tegas dalil-dalil melarangnya secara total dan mutlak, entah itu yang minumnya masih anak-anak atau sudah tua renta, dan tidak peduli kandungan alkoholnya rendah ataupun tinggi. Pertimbangan konsidional memang ada, sehingga apa yang diharamkan berubah menjadi halal. Namun hal ini biasanya berlaku hanya dalam situasi terdesak (darurat) atau individu sedang lupa (khilaf). Mungkin karena bunyi fatwanya yang cukup aneh tersebut, saat fatwa ini keluar, masih banyak kalangan ulama dan institusi keagamaan yang tidak setuju.

Di sisi lain, fatwa haram rokok yang “agak lunak” tersebut, sebetulnya memiliki misi lain. Esensi dari fatwa rokok ialah mengajak para perokok di seluruh pelosok bangsa Indonesia, agar lebih bertanggung jawab ketika merokok. Soal rokok berbahaya bagi kesehatan tak perlu diperdebatkan lagi, bahkan para perokokpun menyadarinya. Nah kalau sudah sadar rokok itu buruk buat badan, mbok ya jangan ditular-tularkan ke orang di lain. Jadi, kalau merokok ya jangan di depan orang yang endak merokok, kasihan, dia jadi ikut-ikutan terkotori paru-parunya. Bagi ibu-ibu perokok yang sedang hamil, lebih baik stop dulu, kasihan si jabang bayi, kalau nanti ada apa-apa pada si kecil, nanti ibu juga yang bersedih. Kalau lihat ada anak-anak di bawah umur sedang asyik merokok, bagusnya ditegur, itu juga kalau berani.


Smoke responsible. Itulah inti dari fatwa MUI. Di negara Amerika, untuk menurunkan kasus-kasus perbuatan berbahaya akibat pelakunya mabuk, terutama soal keselamatan lalu lintas. Ramai-ramai para produsen minuman keras mengkampanyekan slogan “Drink responsible”. Pesan yang disampaikan lebih mengena, lebih mudah diterima oleh masyarakat peminum.  Untuk soal rokok, di negara kita, nampaknya harus mengikuti pola kampanye bertanggung jawab ala Amerika tersebut.


Toh rokok tidak haram total. Silakan saja merokok, asal lebih bertanggung jawab. Sayangnya, upaya MUI untuk menjadikan masyarakat perokok lebih bertanggung jawab, kurang mendapat dukungan. Support total baru terlihat dari kalangan praktisi pendidikan dan kesehatan anak. Wajar, sebab munculnya fatwa ini diantaranya didorong oleh prakarsa dari kalangan pemerhati anak yang dimotori Kak Seto Mulyadi. Bagaimana dengan pihak perusahaan rokok ? Sejauh ini hening saja.

Padahal apa salahnya perusahaan rokok ikut mendukung fatwa MUI. Takut bisnisnya akan hancur kali ya ? Ya enggak lah, ingat yang didukung itu kan smoke responsible. Artinya yang merokok pasti akan tetap ada dan banyak tentunya. Hanya memberi pendidikan bagi para konsumen rokok yang banyak tersebut supaya lebih ber-etika saat merokok.

Djarum Black sebagai pemegang image inovasi dan menembus batas, ayo dong jadi yang pertama dalam mendukung gerakan smoke responsible. Meluncurkan rokok dengan baju hitam luar-dalam saja berani, mosok Djarum Black enggak berani untuk kampanye smoke responsible. Saya rasa, kampanye smoke responsible akan lebih menyentuh dan berdampak dari pada mencantumkan pesan kesehatan di setiap bungkus, iklan, billboard dan spanduk-spanduk rokok. Bukan berarti pesan kesehatan dihilangkan begitu saja. Ia tetap ada, namun kini diiringi oleh pesan etika. Ayo Djarum Black, saya yakin para blackmania juga pasti akan mendukung langkah mendobrakmu ini !

Merokoklah yang bertanggung jawab ! Mmm… apabila kampaye ini berhasil dilaksanakan, sepertinya hasilnya akan begitu indah. Tidak ada lagi orang yang merokok di angkot, tempat-tempat smoking area di mall-mall atau tempat lainnya akan penuh karena semua orang tidak mau merokok sembarangan, tak ada lagi bapak yang merokok bebas sambil menggendong anaknya, tak ada lagi ibu-ibu yang masih saja mengepul walau sedang hamil, dan lain-lainnya.

Smoke responsible, merokok yang bertanggung jawab. Masyarakat harus menyadari pentingnya hal ini, sebab lebih mudah mengarahkan perokok agar lebih teratur saat merokok dari pada menyuruhnya untuk berhenti sama sekali.

2 comments:

  1. wah bener banget kang! kalo ada gerakan smoke responsible, aku mendukung banget.
    jadi bagi perokok maupun yang tidak merokok sama-sama di untungkan.
    mencoba memberhentiin yang merokokkan susah, kalo dibilang berbahaya, da mereka (termasuk dirimu juga) pasti tau kalo merokok itu kurang baik dan berefek jangka panjang, memang lebih baik aklo iklan rokoknya ga cuma kreatif dan bagus, tetapi juga bertanggung jawab atas perbuatannya. jadikan ga akan ada kebetean karena ada orang yang ngerokok di dalem angkot. :D

    ReplyDelete
  2. hihihihi.... jangan emosionil ah de' coklat....

    tapi emang sih, saya juga yang perokok, suka sebel kalo ada orang yang ngerokok di angkot....

    ReplyDelete