Judul : Red Leaves, Tale of Murder and Suicides
Penulis : Thomas H. Cook
Jenis : Novel Fiksi-Kriminal
Tebal : 409 halaman
Penerbit : Dastan Books
Novel ini merupakan nominasi peraih penghargaan novel terbaik Edgar Award 2006Pada suatu pagi, pasangan Giordano mendapati bahwa putri mereka, Amy (8 tahun) telah hilang. Di malam sebelum Amy menghilang, gadis kecil itu diasuh oleh seorang remaja usia 15 tahun bernama Keith. Dan Keith datang ke rumah Giordano, waktu itu, diantar oleh pamannya, Warren. Karena Keith dan Warren adalah orang-orang terakhir yang bertemu dengan Amy, wajar jika kecurigaan pertama-tama ditujukan pada mereka berdua.
Keith ialah seorang remaja yang pendiam, penyendiri, memiliki harga diri yang rendah dan “dingin”. Ketika remaja lain seusianya mulai menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis, Keith justru tidak memperlihatkan minat pada dunia pacar-pacaran. Adapun pamannya, Warren, ialah seorang bujangan tua, alkoholik, tinggal sendiri di rumah kecil yang tepat bersebelahan dengan lapang bermain sebuah SD. Polisi mendapatkan laporan dari kepala sekolah SD tersebut bahwa ia pernah memergoki Warren sedang mengintip anak-anak yang sedang bermain di lapang, dengan menggunakan teropong dari jendela rumahnya. Sampai titik ini, kecurigaanpun menjadi berlipat-lipat. Polisi memandang bahwa kepribadian mereka berdua cocok dengan profil seorang pedofilia.
Siapakah yang menculik Amy ? Keith atau Warren ? Atau mungkin keduanya bersekongkol ?
Sebagai seorang ayah yang merasa tahu betul akan anaknya, Eric berusaha keras untuk berpikir positif bahwa tidak mungkin Keith terlibat dalam penculikan Amy. Namun pada saat yang sama, ia juga tidak dapat menyembunyikan kecurigaannya pada Keith. Sedikit demi sedikit tingkat kepercayaan Eric pada Keith menipis dan tentu saja hal ini berakibat pada terjadinya hubungan ayah-anak yang semakin buruk. Tanpa Eric duga, keretakan hubungan tidak hanya terjadi antara dia dengan Keith. Tekanan batin yang dirasakan Eric juga telah membawa bencana pada hubungan baiknya dengan Neil, karyawannya yang seorang gay. Hubungan Eric dengan istrinya, Meredith, turut pula terganggu. Dan tentu saja hubungan Eric dengan kakaknya sendiri sekaligus salah satu yang dicurigai menculik Amy, yakni Warren. Untuk yang terakhir ini, konflik yang mengemuka bahkan sampai memaksa Warren bunuh diri.
Alur cerita disampaikan dengan gaya novel-novel detektif. Tanpa berpanjang lebar, di awal-awal buku, pembaca sudah langsung dihadapkan pada masalah pokok, yakni menghilangnya Amy. Kemudian baru setelahnya bermunculan kisah-kisah yang menuntun kita untuk mengetahui siapa si penculik Amy. Apa yang berbeda dengan novel detektif pada umumnya ialah Thomas Cook tidak mengeksplorasi tokoh-tokoh lain yang bisa dijadikan tersangka selain Keith dan Warren. Cerita-cerita yang ada benar-benar memfokuskan dan menggiring kita untuk menebak hanya antara Keith dan Warren atau mungkin keduanya yang bersalah. Nah di sini lah letak kesamaan novel ini dengan lazimnya novel detektif, yaitu; sekeras apapun pembaca mencoba memecahkan teka-teki hingga ia yakin telah menemukan jawabannya, semua itu menjadi sia-sia karena di akhir buku ini tersimpan kejutan yang membuyarkan tebakan kita.
Pesan tersirat dari novel ini berbicara mengenai pola asuh keluarga. Banyak penelitian psikologi yang menunjukkan bahwa orang yang dibesarkan dengan pola asuh yang sehat, kelak ia akan memperlakukan anak mereka dengan sehat pula. Sebaliknya, jika anak dibesarkan dalam pola asuh yang tidak sehat, ke depannya anak juga akan mengasuh keturunan mereka dengan tidak sehat. Penelitian-penelitian tersebut memberi kita pelajaran bahwa ketika orang tua berlaku buruk pada anaknya, hal ini akan memberi pengaruh paling tidak sejauh dua generasi, tidak hanya pada anaknya tapi juga pada cucunya nanti. Dan novel ini menunjukkan gambaran kongkrit tentang hal tersebut. Hubungan ayah-anak yang buruk antara Eric dengan Keith sebenarnya berakar dari buruknya hubungan Eric dengan orang tuanya, terutama dengan ayahnya. Sesuatu yang dapat dimaklumi bila seorang anak mengulangi kesalahan orang tua dalam hal membesarkan anak-anak. Karena, bagaimana cara orang tua mengasuh kita merupakan referensi utama bagi kita saat tiba giliran kita menjadi orang tua. Jadi, ditijau dari sudut isi pesan, novel Red Leaves tidak hanya sebatas novel kriminal yang mencekam, melainkan juga sebuah novel keluarga yang menyentuh.
No comments:
Post a Comment